SCROOL UNTUK MELANJUTKAN
Internasional

Ribuan Penduduk Filipina Dievakuasi, Aktivitas Sekolah dan Kantor Dihentikan saat Badai Mawar Mendekat

Maryono
×

Ribuan Penduduk Filipina Dievakuasi, Aktivitas Sekolah dan Kantor Dihentikan saat Badai Mawar Mendekat

Share this article
(ilustrasi) Ribuan Penduduk Filipina Dievakuasi, Aktivitas Sekolah dan Kantor Dihentikan saat Badai Mawar Mendekat ( Matt Hardy / Pexels )

ABOUTJATIM.COM – Pemerintah Filipina telah memulai proses evakuasi ribuan penduduk desa, menutup sekolah dan kantor, serta melarang nelayan berlayar menghadapi kedatangan Badai Mawar ke provinsi utara negara ini.

Badai yang sebelumnya melanda Guam, Amerika Serikat (AS), membawa angin kencang dengan kecepatan maksimum mencapai 96 meter per jam, dengan hembusan mencapai 118 meter per jam.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN

Meskipun diperkirakan angin tidak akan berdampak secara langsung di daerah pegunungan, pemerintah tetap mengingatkan akan bahaya gelombang pasang, banjir bandang, dan longsor ketika badai melintasi Provinsi Batanes mulai dari tanggal 30 Mei hingga 31 Mei 2023.

Pejabat penanggulangan bencana menyatakan bahwa arah angin badai dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga kewaspadaan tetap harus dijaga.

“Meskipun matahari terlihat bersinar, kondisi cuaca saat ini tidak dapat diprediksi dan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, kami harus tetap berada di pihak keselamatan. Kami membahas potensi ancaman terhadap nyawa manusia di sini,” ungkap Asisten Sekretaris Kantor Keamanan Sipil Filipina, Raffy Alejandro, pada hari Senin (29/5/2023).

Pada pekan lalu, Badai Mawar melanda Guam dan menjadi badai terdahsyat yang melanda wilayah AS di Pasifik dalam dua dekade terakhir.

Angin kencang tersebut membalikkan mobil, merusak atap rumah, serta memutus pasokan listrik.

Ignacio Villa, Wakil Gubernur Batanes, menyatakan, “Badai, gempa bumi, dan bencana alam telah menghancurkan kehidupan kami. Kami tidak dapat mengabaikan kewaspadaan, karena badai memiliki potensi merenggut nyawa dan menyebabkan kerusakan besar.”

Pemerintah Filipina telah memobilisasi tentara, polisi, pemadam kebakaran, dan kelompok sukarelawan untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di provinsi-provinsi bagian utara.

Lebih dari satu juta paket makanan telah disiapkan untuk menghadapi situasi darurat.

Raffy Alejandro menjelaskan bahwa lebih dari 4.800 orang di Provinsi Cagayan, Batanes, dan provinsi lainnya telah dievakuasi ke tempat-tempat tinggal darurat.

Dia menambahkan bahwa jumlah penduduk yang dievakuasi diperkirakan akan terus bertambah, mengingat adanya evakuasi pencegahan yang sedang dilakukan di daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor.

Sementara itu, aktivitas sekolah dan kantor, kecuali yang terlibat dalam persiapan penanggulangan bencana di Provinsi Cagayan dan Batanes, telah ditutup s

ementara. Dua provinsi ini telah melaporkan adanya hujan dan angin kencang sejak hari Minggu (28/5/2023) kemarin.

Penerbangan dari dan menuju provinsi-provinsi tersebut juga telah dibatalkan.

Nelayan dan kapal penumpang juga dilarang berlayar. Pemerintah setempat juga memberlakukan larangan minuman beralkohol, setidaknya di salah satu provinsi terdampak.

Ignacio Villa mengungkapkan bahwa pemerintah daerah telah meminjamkan tali kepada penduduk desa yang tinggal di daerah rawan untuk memperkuat struktur rumah mereka saat badai mendekat.

Kepulauan Filipina biasanya mengalami sekitar 20 topan dan badai setiap tahunnya.

Wilayah ini terletak di daerah yang rawan gempa bumi, letusan gunung berapi, dan bencana alam lainnya. Filipina merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sering terkena bencana alam.

Pada November 2013, Topan Haiyan menghantam Filipina dan menewaskan atau menghilangkan jejak lebih dari 7.300 orang.

Topan tersebut menghancurkan desa-desa, meluluhlantakkan kapal-kapal di pesisir, merusak sekitar satu juta bangunan, dan memaksa lebih dari 5 juta orang di daerah termiskin di Filipina tengah untuk mengungsi.

***

Dapatkan berita terbaru dari About Jatim di: